Saturday, April 23, 2011

CITA-CITAKU MENJADI PELAYAN


Waktu kecil sering kita ditanya: apa cita-citamu nanti? Dari SD sampai SMA aku jawbanku selalu berubah. Waktu SD bercita-cita jadi Dokter, SMP ingin jadi Guru, SMA ingin jadi Insinyur, Waktu kuliah jawabannya agak kerenlah (maklum gengsi dong kan namanya juga mahasiswa) ingin jadi orang sukses. Tapi kalau sekarang orang bertanya kepada saya apa cita-citaku: maka jawabannya Cuma satu dan pasti yaitu Aku ingin jadi “Pelayan”.
Ya begitulah cita-citaku, cita-cita orang kecil dan yang paling mudah. Biarlah aku jadi pelayan biar pula orang memanggil aku pembantu, pembokat, jongos, abdi, rewang, atau semacamnya. Ya apa mau dikata itulah yang menjadi panggilan jiwaku.

Jiwaku adalah pelayan, nafasku ada untuk melayani dan Hidupku adalah untuk mengabdi. Aku melayani setiap orang yang ada disekitar dan berhubungan denganku. Ya meang sudah banyak buku manajemen perusahaan yang menulis dan mengajarkan bagaimana pentingnya pelayan yg terbaik atau pelayanan yang sempurna bagi customer. Pelayanan terbaik akan memberikan loyalitas customer pada produk perushaan dan pada akhirnya akan berdampak pada keuntungan perusahaan. Namun bagaimana dengan kehidupan saya sendiri? Siapakah cutomer saya?

Pertama dalam bekerja customer saya cukup banyak, Atasan kita adalah customer ya tentu saja kita memberikan jasa tenaga dan pikiran buat Beliau, rekan kerja, relation, mitra perusahaan juga customer kitaa, maka kita harus memberikan pelayanan terbaik bagi mereka, ya karena memang kita mengabdi buat mereka. Disamping itu bawahan pun adalah customer kita, ya mereka memberi bantuan buat kita maka kita harus memberi pelayan terbaik pula buat mereka. Semakin tinggi jabatan dan posisi kita semakin banyak juga yang harus kita layani. Artinya semua pihak yang berhubungan dengan kita di lingkungan kerja adalah customer kita. Tanpa mereka kita tak ada, penghasilan pun tidak ada. Cara terbaik untuk melayani mereka yaitu dengan bekerja dengan baik, smart, cepat, akurat, dan saling menghargai dan menghormati. Jadi semakin bagus pelayan kita maka akan semakin besar pula hasil yang akan kita dapatkan. Bukan begitu? (tapi bukan dari tips ya) kita harus iklas dan bersyukur menerima rizki dari hasil keringat kita sendiri.

Kemudian di kehidupan bermasyarakat, maka semua orang juga customer , orang tua, dan keluarga adalah customer kita, kita harus melayani mereka dengan tulus dan ikhlas. Carnaya ya kita bersosialisasi dengan masyarakat, menghormati orang tua dan sebagainya. Kemudian bila berkeluarga (maklum masih single)maka kita akan menjadi pelayan bagi pasangan kita (istri/suami) dan anak-anak kita. Ya benar kita adalah pelayan pasangan kita, kita harus memberikan pelayanan terbaik baginya tanpa mengharapkan sesuatu, kita adalah pelayan bagi anak-anak kita, pelayan untuk memberi nafkah dan pelayan untuk mendidik. Pasangan kita bukan pelayan kita tapi kitalah pelayan mereka, anak bukan di didik untuk berbakti pada kita, tapi kitalah yang mengabdikan hidup buat mereka. Yang paling membahagian dalam hidup adalah ketika melihat orang orang dekat kita, orang yang kita sayangi hidup dalam kebahagiaan, dan kitalah yang berkewajiban sebagai pelayan untuk mencapai kebahagiaan itu. Jadi bagi yang suadah menikah, apakah rekan-rekan sudah menjadi pelayan buat pasangannya?? Hehehehe

Terakhir kita adalah pelayan Tuhan, kita hidup untuk melayani Tuhan (Allah dalam Islam keyakinan saya ). Ya kita hidup untuk menyampaikan ajaran Tuhan tentang kebaikan kepada sesama dan lebih lagi pada keluarga. Tuhan tak butuh Ibadah kita, Tuhan tak akan kehilangan KeAgungan maupun wibawa bila kita tidak beribadah. Ibadah kita itu adalah untuk memperbaiki Akhlak kita sendiri dan lingkungan kita agar kita bisa menjadi pelayan terbaik bagi sesama kita.

Jadi Cita-citaku adalah menjadi pelayan.

Salam,
Trimul
(Tetep mangan telo sebab ora kuat tuku sego)

No comments:

Post a Comment